Banda Aceh- Kapolda Aceh Irjen Achmad Kartiko mengatakan pengungsi Rohingya masuk ke Tanah Rencong memakai kapal kepunyaan masyarakat Bangladesh. Mereka diucap membayar beberapa duit supaya bisa berangkat mengarah Indonesia.
” Ini hasil dari penyelidikan kita. Mereka membiayai dengan membayar kapal dengan awak kapalnya orang Bangladesh, masuk ke Indonesia tanpa prosedur yang formal sehingga ini dapat dikategorikan selaku penyelundupan manusia,” kata Kartiko kepada wartawan di Mapolda Aceh, Kamis( 30/ 11/ 2023).
Para imigran Rohingya itu diucap kabur dari posisi penampungan di Coxs Bazar, Bangladesh. Para imigran rata- rata telah mengantongi kartu yang dikeluarkan UNHCR.
Bagi Kartiko, polisi sempat menangkap masyarakat Bangladesh yang diprediksi bawa Rohingya ke Indonesia. Pelakon diucap mengaku pengungsi Rohingya itu membayarnya tetapi jumlah bayaran tersebut masih diselidiki.
” Ia mengakui terdapat pembiayaan buat masuk ke Indonesia. Kita duga ini jaringan penyelundupan manusia,” jelas Kartiko.
Tidak hanya itu, pada pertengahan November polisi pula menggagalkan penyelundupan Rohingya di Aceh Timur. Imigran tersebut ditemui dalam suatu truk tidak lama usai mendarat di Aceh.
” Hingga saat ini kita belum ketahui tujuannya ke mana tetapi sukses kita gagalkan. Sebab mereka tidak ingin ditampung di mari lari ke wilayah lain,” lanjutnya.
Kartiko mengatakan, polisi hendak mengestimasi terbentuknya konflik sosial antara warga dengan pengungsi pasca terjalin penolakan di beberapa tempat. Para pengungsi diucap ditampung sedangkan sebab alibi kemanusiaan.
” Jadi atas bawah kemanusiaan kita wajib senantiasa melaksanakan pertolongan terhadap pengungsi ini tetapi tugas Polda di samping kita membagikan dorongan pertolongan pula kita melindungi supaya tidak terjalin konflik antara warga dengan para pengungsi,” ucapnya.
Dikenal, Sebanyak 1. 084 imigran Rohingya mendarat di beberapa wilayah di Aceh sepanjang November. Mereka datang memakai 6 perahu kayu.
Kapal awal rombongan Rohingya mendarat di Pidie pada Selasa( 14/ 11) sore. Sehabis itu, rombongan imigran yang terdiri dari kanak- kanak, wanita serta pria mendarat di Pidie, Bireuen, Aceh Timur dan Sabang.