Sidoarjo – Pengungsi Rohingya saat ini menjadi polemik, khususnya bagi warga Aceh. Warga menolak pengungsi Rohingya yang kesekian kali datang dan tidak diinginkan warga karena dianggap membawa permasalahan baru.
Sebenarnya pengungsi Rohingya telah datang ke Indonesia bertahun-tahun lalu setelah diusir dan mendapat penolakan di negerinya, Myanmar. Dan sejumlah pengungsi ‘terdampar’ di Sidoarjo.
Ya, ada pengungsi Rohingnya yang tinggal di Sidoarjo. Mereka menempati Rusunawa Jemundo, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Kasubsi Ketertiban Rudenim Surabaya Wahyu Tri Wibowo mengatakan hingga saat ini pengunsi Rohingya yang masih tinggal di Rusunawa Jemundo tinggal enam orang.
“Mereka yang saat ini masih menempati di Rusunawa Jemundo Taman hanya enam orang,” kata Wibowo kepada gibahin.id , Jumat (8/12/2023).
Wibowo mengatakan sebelumnya ada belasan pengungsi Rohingya yang tinggal di rusunawa. Namun sebagian dari mereka telah dikirim ke negara ketiga seperti Amerika Serikat dan Australia yang mau menampung mereka.
Wibowo menjelaskan pengungsi Rohingya yang menempati Rusunawa Jemundo mulai tinggal sejak tahun 2014. Sebelumnya mereka menempati Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Surabaya yang berada di Raci, Bangil, Pasuruan.
“Kebutuhan sehari-hari mereka ditanggung oleh organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM),” jelas Wibowo.
Wibowo menambahkan para pengungsi tersebut bebas melakukan aktivitas sehari-hari hanya di sekitaran rusunawa saja. Mereka dilarang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan.
“Mereka dilarang mencari pekerjaan di Indonesia. Untuk kebutuhan sehari-hari mendapatkan uang sebesar Rp 1.250.000 setiap bulannya,” imbuh Wibowo.
“Untuk kepulangan atau pindah ke negara ketiga itu urusannya UNHCR,” tandas Wibowo.