Jakarta Indonesia – Kelompok milisi di Yaman, Houthi, menyerang kapal-kapal kargo milik Yunani di Laut Merah, Selasa (16/1).
Perusahaan manajemen risiko maritim Ambrey melaporkan kapal curah milik Yunani berbendera Malta telah menjadi target serangan Houthi hingga terhantam tembakan rudal saat transit di Laut Merah selatan menuju utara.
Kapal itu sedang menuju Terusan Suez. Namun kini terpaksa mengubah arah dan menuju pelabuhan imbas serangan tersebut.
Menurut Ambrey, kapal kargo Yunani ini mengunjungi Israel sejak agresi di Gaza berlangsung.
Sebuah sumber di kementerian urusan maritim Yunani mengidentifikasi kapal tersebut sebagai Zografia, kapal dengan 24 awak. Sumber itu juga mengatakan kapal memang menuju Israel dari Vietnam.
“[Zografia] mengalami kerusakan sedikit, tapi tetap dalam kondisi yang masih bisa berlayar dan melanjutkan perjalanannya,” kata sumber tersebut, seperti dikutip AFP, Rabu (17/1).
Sejauh ini tidak ada laporan korban imbas serangan tersebut.
Pada Selasa, Houthi menyatakan bertanggung jawab atas serangan terhadap kapal kargo Yunani.
Houthi menyebut pasukannya “melakukan operasi penargetan” terhadap kapal dengan beberapa rudal angkatan laut setelah kru tidak merespons peringatan.
Mereka juga bersumpah bakal melakukan serangan terus-menerus “sampai agresi [Israel] berhenti dan pengepungan terhadap Jalur Gaza dihentikan.”
Tak lama setelah insiden, pasukan Amerika Serikat melancarkan serangan terhadap empat rudal balistik Houthi di Yaman.
“AS meluncurkan serangan pertahanan diri terhadap empat rudal balistik Houthi yang menimbulkan ancaman bagi kapal dagang dan kapal Angkatan Laut AS,” kata seorang pejabat AS yang ingin anonim.
Serangan-serangan Houthi dan serangan balasan dari AS, juga Inggris, belakangan meningkat dan menimbulkan kekhawatiran soal potensi perang Israel-Hamas yang meluas di Timur Tengah.
Houthi melancarkan serangan ke semua pihak yang dinilai terkait dengan Israel, termasuk AS dan Inggris, lantaran ingin membantu perjuangan Hamas dan Palestina melawan agresi Negeri Zionis.
AS dan Inggris tentu tidak tinggal diam. Pada Jumat pekan lalu, kedua negara Barat itu menyerang situs-situs Houthi di Yaman. Serangan AS-Inggris itu menerjang sejumlah kota, termasuk Ibu Kota Sana’a.