Gibahin.id – Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hashim Djojohadikusumo, menceritakan momen kala capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, tengah mempertimbangkan sosok yang akan mendampinginya sebagai cawapres dalam Pilpres 2024. Hashim mengatakan, kala itu, berbagai pihak menasehati Prabowo tentang risiko jika memilih Gibran sebagai cawapres.
Hashim tak menrinci kapan tepatnya peristiwa itu terjadi. Namun, dia mengatakan kala itu merupakan salah satu tantangan berat bagi Prabowo dalam menentukan keputusannya.
“Saya bersaksi, saya ada di ruangan Pak Prabowo waktu beliau dihadapi dengan suatu tantangan berat. Bahwa banyak penasihat-penasihat Pak Prabowo termasuk penasihat survei, ada beberapa yang mengatakan kalau Pak Prabowo memilih Gibran pasti akan kalah,” kata Hashim dalam acara ‘Syukuran Kemenangan Orang Muda’ di Pos Bloc, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2024) malam.
Hashim menuturkan, yang mengatakan hal demikian kepada Prabowo tak hanya satu orang. Bahkan, kata dia, ada yang mengatakan bahwa elektabilitas Prabowo akan langsung anjlok jika menggandeng Wali Kota Solo itu.
“Itu keputusan yang sangat sangat berat, karena yang memberi nasihat serupa juga banyak orang. Bahkan ada yang katakan ‘Mas Bowo kalau memilih Mas Gibran langsung anjlok (elektabilitas) delapan persen dan tidak ada jaminan bisa rebound’, tidak ada jaminan bahwa Prabowo bisa bangkit kembali, dan ada kemungkinan bisa ambles lagi, dari delapan persen turun lagi turun lagi, turun lagi,” ungkapnya.
“Dan yang naik itu, kemungkinan besar, yang akan naik itu namanya Anies dan Muhaimin, itu saya bersaksi banyak yang memberi nasihat seperti itu,” sambungnya.
Hingga kemudian, lanjut Hashim, Prabowo akhirnya mantap pada keputusannya memilih Gibran untuk maju bersama dalam kontestasi Pilpres 2024. Prabowo menilai, Gibran merupakan sosok yang tepat untuk mewakili generasi muda.
“Tapi Pak Prabowo katakan bahwa realita di Indonesia, 56 persen dari populasi Indonesia terdiri dari anak-anak muda, Gen Millenial, Gen Z. Dan di sini ada kesempatan emas untuk menuju Indonesia emas, kita ada calon yang bisa mewakili generasi muda. Calon generasi muda yang bisa mewakili generasi muda, dan kalau generasi muda tidak diberi kesempatan, kapan lagi?” pungkas Hashim.