Apa itu Gempa Bumi Intraslab? Simak Pengertiannya Berikut ini

Gibahin.id – Gempa bumi terjadi di Garut, Jawa Barat pada 27 April 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa bumi Garut tersebut tergolong gempa bumi intraslab atau intraslab earthquake.
“Gempa selatan Jabar M 6,2 bukan gempa megathrust yang berpusat di bidang kontak antar lempeng, tapi gempa ini dipicu pecahnya batuan dalam lempeng Indo-Australia yang menunjam/tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia di selatan Jabar,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam cuitannya di X, Minggu (28/4). detikcom telah mendapat izin pengutipan.

“Gempa ini populer disebut sebagai intraslab earthquake,” lanjutnya. Lantas, apa itu gempa bumi intraslab? Berikut ulasannya.

Berdasarkan informasi dari BMKG, gempa bumi intraslab adalah gempa akibat pecahnya batuan dalam slab lempeng yang memiliki karakteristik pancaran groundmotion guncangan yang jauh lebih kuat dari gempa dengan magnitudo yang sama dari sumber lain.

Dikutip dari jurnal berjudul ‘Analisis Bahaya Gempa Bumi Lengan Utara Sulawesi’ oleh Santoso dan A. Soehalmi, gempa bumi intraslab disebut juga gempa bumi Benioff/Intra-plate. Gempa bumi intraslab ini terjadi pada lempeng subduksi dengan sudut tajam dan sesar turun akibat tegangan tarik ke bawah pada lempeng tersebut.

Gempa intraslab atau gempa menengah merupakan jenis sumber gempa tektonik yang memiliki kedalaman sekitar 70-300 Km. Gempa bumi intraslab terjadi karena aktivitas penunjaman/ subduksi.

Kemudian, menurut situs Pusat Sains Gempa Bumi Amerika Serikat, subduksi kerak bumi yang lebih tua dengan aliran panas normal (50-65 mW/m 2) dapat menghasilkan gempa bumi intraslab yang jauh lebih dalam dan kekuatan vulkanik yang umumnya normal.

Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Mitigasi gempa bumi adalah upaya-upaya dalam rangka mengurangi risiko bencana gempa bumi. Berikut langkah-langkah mitigasi gempa bumi pada sebelum, saat, dan sesudah kejadian.

– Sebelum gempa bumi:

  • Pahami struktur dan keadaan sekitar dimana kita tinggal, bekerja, dan beraktivitas
  • Evaluasi bangunan dan merenovasi, jika diperlukan, untuk mengakomodasi guncangan gempa
  • Menempatkan material mudah terbakar di tempat yang aman
  • Matikan air, gas, dan listrik ketika tidak dipakai
  • Perhatikan letak pintu, lift, tangga darurat, dan tempat paling aman untuk berlindung
  • Belajar melakukan P3K (Pertolongan pertama pada kecelakaan) dan alat pemadam kebakaran
  • Catat nomor telepon penting untuk dihubungi ketika terjadi gempa bumi.

– Saat gempa bumi:

  • Berlari keluar dari bangunan jika memungkinkan
  • Jika tidak memungkinkan untuk keluar, cari perlindungan di bawah meja untuk melindungi kepala dan badan dari puing. Cari tempat yang aman jauh dari puing dan guncangan
  • Jika sudah di luar, hindari bangunan, tiang listrik, pohon atau apapun yang dapat jatuh
  • Perhatikan tempat berpijak, hindari apabila terjadi retakan tanah.

– Sesudah gempa bumi:

  • Perhatikan lingkungan sekitar apabila terjadi kebakaran, kebocoran gas, korsleting listrik, pecah pipa, atau adanya puing-puing yang berjatuhan
  • Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan
  • Jangan berjalan di daerah sekitar gempa karena kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada
  • Mengikuti informasi mengenai gempa bumi dan jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *