Gibahin.id – Kejaksaan Agung (Kejagung) membenarkan peristiwa penguntitan Jaksa Agung Muda bidang Pidana Khusus atau Jampidsus Febrie Adriansyah oleh personel Detasemen Khusus Anti-Teror 88 (Densus) 88 Polri.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Ketut Sumedana dalam konferensi pers, Rabu (29/5/2024). Ia menegaskan penguntitan terhadap Jampidsus bukan isu belaka.
“Memang benar ada isu, bukan isu lagi, fakta penguntitan di lapangan,” kata Ketut
Menurut penjelasannya, setelah kejadian penguntitan tersebut, pihaknya langsung memeriksa orang yang menguntit ke kantor Kejagung untuk diperiksa.
“Ternyata yang bersangkutan adalah anggota Polri. Pada saat itu juga kita serahkan pada Polri,” ujarnya.
Dalam pemeriksaan tersebut juga diketahui sudah melakukan profiling terhadap Jampidsus.
“Dilakukan pemeriksaan terhadap yang menguntit, ternyata HP (handphone) yang bersangkutan itu ditemukan profiling daripada pak Jampidsus,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Jampidsus Febrie Adriansyah diduga dikuntit sejumlah anggota Densus 88 Polri di sebuah restoran di Jakarta Selatan pada Minggu, 19 Mei 2024.
Dilansir gibahin.id, dua orang yang mengetahui peristiwa itu bercerita bahwa kejadian itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB atau 21.00 WIB.
Aksi pengintaian kemudian diketahui oleh Polisi Militer yang telah ditugaskan mengawal Febrie semenjak Kejagung mengusut kasus korupsi timah senilai Rp271 triliun.
Dilansir Tribunnews.com, anggota Densus 88, Bripda IM, terciduk saat membuntuti Febrie. Ia menyamar sebagai karyawan perusahaan BUMN dengan inisial HRM.
Jokowi Panggil Jaksa Agung dan Kapolri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya juga telah buka suara terkait isu penguntitan Jampidsus Febrie Adriansyah oleh personel Densus 88 Polri.
Kepala Negara ini menyebut telah memanggil dan bicara dengan Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait isu tersebut.
“Sudah saya panggil tadi,” kata Jokowi usai menghadiri acara Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/5).
Meski demikian, Presiden Jokowi enggan membeberkan isi pertemuannya dengan Sanitiar Burhanuddin dan Listyo Sigit.