Gibahin.id – Seorang tentara Israel dilaporkan nekat mengakhiri nyawanya sendiri setelah mendapat perintah untuk ikut perang di Jalur Gaza. Kasus ini menambah panjang daftar tentara Israel yang bunuh diri selama perang berkecamuk dengan Hamas di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu.
Seperti dilansir The Palestine Chronicle dan Roya News, Senin (10/6/2024), situasi tersebut dilaporkan berdampak pada kekurangan personel dalam pasukan cadangan militer Israel saat perang memasuki bulan kesembilan, sehingga mendorong militer Tel Aviv mencari sukarelawan untuk berperang di Jalur Gaza.
Laporan Radio Israel, yang dilansir Al Jazeera, menyebut bahwa seorang tentara Israel dikonfirmasi bunuh diri setelah diperintahkan untuk kembali menjalani tugas militer di Jalur Gaza yang sedang dilanda perang.
Kasus itu menambah jumlah tentara Israel yang nekat merenggut nyawanya sendiri sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu, setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel bagian selatan.
Laporan surat kabar Israel, Haaretz, pada bulan lalu menyebut bahwa sejak 7 Oktober tahun lalu, sedikitnya 10 perwira dan tentara Israel terkonfirmasi melakukan bunuh diri. Bahkan beberapa tentara di antaranya mengakhiri hidup mereka dalam pertempuran di area permukiman sekitar Jalur Gaza.
Menurut data yang diperoleh Haaretz, sepuluh tentara Pasukan Pendudukan Israel (IOF), termasuk sejumlah perwira berpangkat Mayor dan Letnan Kolonel, telah secara resmi diakui tewas dalam pertempuran.
Namun, IOF menolak untuk mengungkapkan rincian lebih lanjut mengenai kematian para tentaranya tersebut.
Haaretz, dalam laporannya, menegaskan bahwa IOF menyembunyikan kematian 17 tentara, beberapa di antaranya tewas bunuh diri, bersama dengan beberapa tentara cadangan yang juga mengakhiri hidup mereka setelah keluar dari tugas militer.
Hal ini memicu laporan dari surat kabar Israel lainnya, Yedioth Ahronoth, yang menyebut bahwa departemen rehabilitasi IOF akan meluncurkan program untuk membantu tentara-tentara yang mengalami “gangguan psikologis” akibat perang di Jalur Gaza.
Menurut laporan Yedioth Ahronoth, jajak pendapat internal militer Israel menunjukkan hanya 42 persen perwira dalam tugas permanen yang ingin melanjutkan dinas militer setelah perang di Jalur Gaza. Angka itu menurun dari 49 persen pada Agustus tahun sebelumnya.
Pada pertengahan Maret lalu, militer Israel mengakui bahwa pihaknya menghadapi krisis kesehatan mental paling signifikan sejak tahun 1973 silam, yang dipicu oleh pertempuran dengan kelompok-kelompok Perlawanan Palestina di Jalur Gaza sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu.
Laporan menyebut militer Israel mencatat 3.763 tentaranya mengalami luka-luka sejak perang berkecamuk pada Oktober tahun lalu, dengan 1.902 kasus cedera terjadi sejak pertempuran darat dimulai pada 27 Oktober tahun lalu.
Jumlah tentara Israel yang tewas, menurut data resmi, mencapai sedikitnya 646 personel sejak perang dimulai di Jalur Gaza. Sebanyak 294 tentara di antaranya tewas dalam pertempuran darat di daerah kantong Palestina tersebut.