Jakarta – Patroli terbuka aparat kepolisian di Kampung Ambon, Jakarta Barat mendapatkan perlawanan. Sejumlah oknum warga menyerang polisi dengan lemparan batu.
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu, 24 Juli 2024 sekitar pukul 22.00 WIB. Saat itu 11 anggota polisi dipimpin Iptu Akhmad Huda tengah melakukan patroli di Kampung Tangguh Kompleks Permata atau yang dikenal sebagai Kampung Ambon.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Polres Metro Jakarta Barat menyelidiki kejadian ini, termasuk mendalami motif di balik penyerangan tersebut. Simak rangkumannya sebagai berikut.
Polisi Dilempari Batu
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary mengatakan penyerangan tersebut terjadi saat personel kepolisian melakukan patroli terbuka. Sekelompok orang tiba-tiba melempari anggota dengan batu.
“Namun ada peristiwa yang sangat kami sayangkan bahwa saat melakukan patroli ini anggota kami dilempari (batu) oleh sebagian kecil oknum masyarakat, ini harus hati-hati ini. Tolong, kita saling mendukung dalam melaksanakan penciptaan atau pemeliharaan kamtibmas ya Alhamdulillah nggak ada korban, anggota bisa melanjutkan tugasnya dengan selamat, sehat. Ya kami menyayangkan hal ini,” ujar Ade Ary, kepada wartawan, Jumat (28/7/2024).
Tak Ada Korban Jiwa
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, Ade Ary menyayangkan upaya penyerangan yang dilakukan sekelompok orang tersebut.
“Alhamdulillah tidak ada korban dan rekan kami selanjutnya bisa melanjutkan tugasnya, memberikan perlindungan-pengayoman kepada masyarakat di wilayah tugasnya,” katanya.
Polisi Sempat Dikepung
Penyerangan itu terjadi saat anggota patroli yang dipimpin oleh Iptu Akhmad Huda melakukan patroli di Kampung Ambon. Polisi tiba-tiba dikepung hingga dilempari batu oleh sekelompok orang.
“Iptu Akhmad Huda bersama 10 anggota lainnya melaksanakan piket posko KTJ Kompleks Permata, Kampung Ambon, Jakarta Barat, pada saat melaksanakan patroli di sekitar sungai Kampung Ambon. Pada saat kembali ke pos, anggota tiba-tiba dikepung oleh sekelompok orang yang tidak dikenal dan mereka melempar batu,” jelas Ade Ary.
Motif Penyerangan Didalami
Sebelas anggota kepolisian yang melakukan patroli di Kampung Ambon, Jakarta Barat, mendapat penyerangan. Pihak kepolisian mengusut kejadian itu dan mendalami motif di balik penyerangan tersebut.
“Ini masih didalami oleh Polres Metro Jakarta Barat apa kira-kira motif dari beberapa oknum masyarakat yang melempari anggota kami ya. Karena anggota tersebut sedang melakukan tugas kepolisian, jam 22.00 WIB melakukan patroli secara terbuka dan tertutup di Kampung Ambon, Jakarta Barat,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Sabtu (27/7).
Ade Ary mengatakan patroli tersebut merupakan atensi dari Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto untuk menekan peredaran narkoba dan gangguan kamtibmas lainnya. Kampung Ambon diketahui menjadi salah satu kawasan zona merah narkoba di wilayah Jakarta Barat.
“Ini yang masih sedang dilakukan pendalaman ya, apa alasan oknum ini melempari petugas yang sedang melakukan patroli, ini kan kami sangat menyayangkan,” tambahnya.
Ade Ary mengungkapkan ada 11 anggota yang saat itu melakukan patroli. Ia memastikan patroli tersebut dijalankan sesuai standar operasional prosedur (SOP).
“Ada, itu namanya buddy system. Buddy system itu sistem pertemanan, ada SOP-nya, ada yang dituakan selaku manajernya selaku perwiranya, ada pendampingnya. Itu tidak boleh berpatroli itu sendirian, ini kan 11 orang yang berpatroli,” ujar Ade Ary.
“Sebenarnya ketika seorang petugas kepolisian melakukan patroli ya itu ada SOP-nya, ada prosedurnya, kemudian ada perlindungan juga terhadap personel kepolisian ini. Apabila ada oknum masyarakat yang sedang melakukan keresahan, membahayakan keselamatan, harta, benda orang lain, kemudian dilakukan upaya-upaya kepolisian dan oknum tersebut melakukan perlawanan, ini ada sanksinya. Melawan perintah petugas yang sah di Pasal 212 sampai 216 KUHP itu ada,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ade Ary meminta dukungan kepada masyarakat. Dia mengatakan penyelidikan pemicu penyerangan itu masih didalami.
“Jadi mohon dukungan dari masyarakat, jadi sekali lagi kami menyayangkan kenapa ini kok dilempari, apakah mereka melakukan sesuatu hal yang tidak baik? Ini masih didalami dan akan ditelusuri oleh Polres Metro Jakarta Barat,” ujarnya.