Jakarta – Foto wisma tempat pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh menginap di Teheran, Iran, beredar di media sosial.
Media Turki Anadolu Agency telah mengonfirmasi bahwa gambar tersebut merupakan tempat tinggal Haniyeh saat ia dibunuh di ibu kota Teheran.
Foto yang beredar itu menunjukkan bahwa apartemen lantai atas gedung terdampak serangan. Struktur bangunan yang rusak terlihat ditutupi terpal hijau, dengan puing-puing berserakan di sekitarnya.
Anadolu sudah membandingkan struktur dan lokasi bangunan dalam foto dengan citra satelit yang dapat diakses publik. Hasilnya, gedung tersebut benar merupakan lokasi pembunuhan Haniyeh.
Bangunan bertingkat tersebut terletak di dalam kompleks yang disebut dilindungi oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Bangunan itu juga berdekatan dengan daerah hutan yang mengelilingi Kompleks Saadabad, kawasan yang terkenal akan museum dan bangunan bersejarahnya.
Foto satelit menunjukkan bangunan tempat menginap Haniyeh memiliki fasad besar yang menghadap ke arah kota. Namun sebagian besar fasadnya menghadap ke pegunungan.
Struktur bangunan itu sangat mudah terlihat dari jauh karena ketinggiannya yang jauh berbeda dengan bangunan di sekelilingnya.
Warga akui dengar ‘ledakan kecil’
Para warga yang tinggal di sekitar kompleks yang dibangun awal 1990-an tersebut mengatakan bahwa mereka mendengar “ledakan kecil” sekitar pukul 02.00 dini hari pada Rabu (31/7).
Itu merupakan perkiraan waktu ketika pembunuhan terhadap Haniyeh terjadi.
“Kami mendengar suara sekitar pukul 02.00 pagi. Bukan ledakan keras, tapi seperti suara yang mirip ledakan ringan,” kata seorang penduduk.
Warga lain mengonfirmasi bahwa ada suara yang menyerupai ledakan kecil pada dini hari tersebut.
Meski mendengar suara ledakan, para warga tak tahu bahwa pemimpin Hamas tinggal di kawasan mereka.
Mereka hanya mengetahui bahwa ada peningkatan keamanan di kompleks yang dijaga IRGC itu selama dua hari sebelum insiden pembunuhan terjadi.
Pengakuan mengenai suara ledakan kecil ini sesuai dengan investigasi The New York Times. Menurut NYT, pembunuhan terhadap Haniyeh merupakan akibat bom, bukan rudal seperti yang diasumsikan selama ini.
Informasi itu didapat berdasarkan keterangan tujuh pejabat Timur Tengah dan seorang pejabat Amerika Serikat.
Kamar Haniyeh disebut diledakkan dari jarak jauh, mirip dengan taktik robot AI yang dikendalikan secara remote oleh Israel untuk membunuh ilmuwan nuklir top Iran Mohsen Fakhrizadeh pada 2020.
Lima pejabat Timur Tengah mengatakan bom itu telah disembunyikan di wisma Haniyeh sejak dua bulan lalu, saat keamanan di kompleks longgar.