Jakarta – Angkatan Laut Amerika Serikat mengirim kapal induk USS Abraham Lincoln (CVN-72) ke Timur Tengah untuk membantu Israel dalam bersiaga menghadapi serangan Iran.
Pentagon mengonfirmasi kapal induk USS Abraham Lincoln menggantikan kapal induk USS Theodore Roosevelt (CVN-71) yang tengah bertugas di wilayah komando lainnya.
“Untuk mempertahankan kehadiran kelompok serang kapal induk di Timur Tengah, kementerian telah memerintahkan Kapal Induk Lincoln menggantikan Kapal Induk Theodore Roosevelt, yang saat ini sedang ditempatkan di area tanggung jawab Komando Pusat,” tulis pernyataan Pentagon, seperti diberitakan USNI pada Jumat (2/8).
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga memesan kapal tambahan berupa kapal penjelajah dan kapal perusak berkemampuan pertahanan rudal balistik. Kedua jenis kapal itu dipesan dari area Komando Eropa AS dan Komando Pusat AS.
Austin juga mempersiapkan langkah lanjutan untuk meningkatkan kesiapan militer AS, terutama dalam mengerahkan rudal balistik berbasis daratan.
“Kementerian juga mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesiapan kami mengerahkan tambahan pertahanan rudal balistik berbasis daratan,” ujar Austin.
Pengiriman kapal induk itu dilakukan dalam rangka meningkatkan keberadaan militer AS di area Timur Tengah. Pasalnya, wilayah itu tengah memanas usai kematian pimpinan Hamas Ismail Haniyeh di Iran.
Kematian Ismail Haniyeh yang dibunuh Israel memantik militer Iran dan sekutunya di Lebanon, Irak, hingga Yaman mempersiapkan pembalasan. Negara-negara Timur Tengah itu dilaporkan bertemu untuk membahas perlawanan terhadap Israel.
Sementara itu, sumber intel mengungkapkan serangan Iran akan dilakukan di hari besar Yahudi untuk mengincar dampak psikis dan emosional warga Israel.
Saat hari berkabung tersebut umat Yahudi disebut bakal lebih rapuh sehingga semakin menambah penderitaan mereka secara psikis jika Iran melancarkan serangan.
Serangan Iran di hari Tisha B’Av juga disebut-sebut jadi alasan simbolis Teheran membangkitkan kembali trauma akan bayangan kehancuran.
Terakhir, Iran disinyalir menargetkan serangan tersebut akan membawa elemen kejutan di Israel. Terlebih, Teheran meyakini bahwa keamanan Israel bakal lengah karena fokus pada peringatan hari besar Yahudi tersebut.