Jakarta – Faksi Syiah dengan sayap paramiliter bersenjata asal Lebanon, Hizbullah, siap membalaskan dendam kematian pemimpinnya yang dibunuh oleh serangan Israel. Terancam bahaya, Israel menggertak.
Pemimpin Hizbullah yang tewas oleh serangan Israel adalah komandan senior bernama Fuad Shukr. Kematiannya terjadi pada saat yang tidak berselang lama dengan kematian pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, yakni 31 Juli lalu. Fuad Shukr tewas oleh serangan udara di selatan Beirut. Israel juga mengaku sebagai pelakunya. Ada pula penasihat militer Iran dan lima warga sipil yang tewas.
Timur Tengah semakin gelisah. Dilansir AFP dan Al Arabiya, Hizbullah meluncurkan roket dan artileri ke Israel, Jumat (2/8) setelah jeda pertempuran di sepanjang perbatasan Lebanon dan Israel. Penyebabnya tentu saja adalah tewasnya Fuad Shukr.
Hizbullah mengklaim pasukannya telah menembakkan sebuah rudal permukaan-ke-udara terhadap sebuah pesawat tempur Israel yang mengudara ke wilayah udara Lebanon dan memaksa pesawat tempur itu berbalik arah.
Militer Israel, dalam pernyataan terpisah, mengklaim sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat target udara yang datang dari wilayah Lebanon menuju ke area Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki Tel Aviv.
Israel kemudian menyerang di desa perbatasan Hula di Lebanon Selatan, Minggu (4/8) waktu setempat. Dua petempur Hizbulah tewas akibatnya.
Namun, bila ditarik ke belakang sampai Oktober tahun lalu, seiring memanasnya situasi Jalur Gaza, kekerasan lintas batas tersebut telah menewaskan sekitar 547 orang di Lebanon, sebagian besar petempur, tetapi juga termasuk 115 warga sipil, menurut penghitungan AFP.
Israel menggertak
Situasi memanas! Pemerintah Israel melontarkan peringatan kepada kelompok Hizbullah di tengah kemungkinan serangan pembalasan kelompok perlawanan di Lebanon tersebut dan sekutu-sekutunya terhadap Israel.
“Jika mereka berani menyerang kami, mereka akan membayar harga yang mahal,” kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dilansir kantor berita AFP, Senin (5/8/2024).
Pelbagai negara telah meminta warga negaranya masing-masing untuk pergi meninggalkan Lebanon. Negara di tepi Laut Mediterania itu berada di utara wilayah pendudukan Israel alias berbatasan dengan wilayah yang diklaim rezim Zionis itu.
Adapun Amerika Serikat (AS), sohib Israel, sudah mengirimkan armada-armada militernya ke kawasan Timur Tengah. Belum lagi, Timur Tengah makn panas karena Iran juga mau membalas dendam kematian Ismail Haniyeh. Kematian pemimpin Hamas itu mengambil tempat di Teheran, Ibu Kota Iran.
“Amerika Serikat akan memperkuat kehadiran militernya di Timur Tengah dengan mengerahkan kapal perang dan jet tempur tambahan untuk melindungi personel AS dan mempertahankan Israel di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, kata Pentagon pada hari Jumat dilansir AFP, Sabtu (3/8) lalu.