Medan – Harapan Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Medan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Medan 2024 kini kandas.
Hal itu terjadi ketika tiga partai pengusung tiba-tiba mencabut dukungan sehari menjelang pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan.
Aulia Rachman merupakan kader PSI dan saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Medan. Dia menjadi kepala daerah bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution setelah memenangkan Pilkada Medan 2020 silam.
Sementara itu, Hidayatullah tercatat sebagai kader PKS dan merupakan anggota DPR RI dari Dapil Sumut 1. Pasangan ini awalnya diusung Demokrat, PSI, dan PKS di Pilkada Medan.
Ketua Tim Pemenangan Aulia Rachman, Ardian Denny mengatakan kegagalan maju di Pilkada Medan lantaran cawe-cawe yang dilakukan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
“Satu sisi mungkin KIM Plus mau sinergi di daerah. Itu yang kami dengar. Jadi dia mau partai-partai itu tetap mengusung kandidat yang mereka buat yakni Rico Waas. Tapi, PKS yang menentang putusan itu apalagi mereka memiliki golden ticket setelah keluar hasil putusan MK. Dan mereka buat pasangan sendiri,” ungkapnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (29/8/2024) malam
Padahal, tambahnya, ketiga partai ini sebelumnya sudah memberikan formulir dukungan berupa B1 KWK kepada Aulia Rachman. Namun sehari menjelang pendaftaran, dukungan itu tiba-tiba ditarik tanpa alasan yang jelas.
“Tiga parpol ini sudah memberikan formulir B1 KWK. Sudah lengkap semuanya. Di H+1 berubah semua keputusannya. Bahkan pada saat hari pertama itu kami rapat seluruh partai pendukung sudah menyesuaikan untuk mendaftar. Setelah rapat selesai, malam harinya berubah lagi. Partai partai pengusung tiba tiba menarik dukungan tanpa dasar, kami tidak tahu alasannya,” tutur Denny.
Menurut Denny, Aulia Rachman setelah mendapatkan kabar tersebut pun langsung merasa kecewa. Begitu pula para pendukungnya. Apalagi, sambungnya, dukungan itu ditarik di menit-menit terakhir.
“Jelas pasti kecewa (Aulia). Apalagi perjuangannya untuk meraih itu benar benar serius dilakukan, negosiasi dilakukan dengan beberapa petinggi partai hingga akhirnya dapat rekomendasi. Namun entah kenapa setelah masuk hari pendaftaran mereka menariknya tanpa informasi yang jelas. Tapi itu keputusan DPP, beliau tidak bisa bertindak apa apa, ya pasrah sajalah,”ungkapnya.
Denny pun belum bisa memastikan langkah selanjutnya Aulia, termasuk nasibnya bersama PSI.
“Kami belum bicara panjang lebar tentang posisi dia di PSI. Tapi sampai saat ini masih kader. Apakah ke depan akan keluar atau tidak mungkin proses waktu ya ke depan. Karena belum ada pembahasan lebih lanjut dengan PSI sendiri,” paparnya.
Sementara itu, Aulia Rachman hanya bisa pasrah tidak diusung tiga partai tersebut di Pilkada Medan. Dia mengaku tidak mendapatkan penjelasan dari ketiga partai tersebut yang memilih meninggalkannya.
“Tidak ada penjelasan ke saya, itu semua kan berpulang ke partai. Partai melakukan hal itu, kita sebagai orang yang diusung, kita harus terima konsekuensi apa yang sudah diubah oleh partai. Tapi kita tak tahu informasinya apa, sehingga mereka menarik dukungan itu. Saya hanya berpulang kepada Allah, karena dia pemutus yang paling sempurna. Apapun putusan yang diberikan Allah kita harus terima,” kata Aulia.
Penjelasan partai-partai pencabut dukungan
Diketahui, partai yang pertama kali mencabut dukungan adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Padahal Aulia Rachman yang saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Medan itu rela keluar dari Partai Gerindra dan memilih menjadi kader PSI demi mendapatkan dukungan maju di Pilkada Medan.
Akan tetapi partai yang dipimpin anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep itu tiba tiba mengalihkan dukungan dari pasangan Aulia Rachman-Hidayatullah menjadi ke Rico Waas. Rico Waas adalah keponakan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Di Pilkada Medan, Rico Waas berpasangan dengan Zakiyuddin Ketua DPC Partai Gerindra Padanglawas Utara.
Ketua PSI Kota Medan, Renville Napitupulu membenarkan penarikan dukungan PSI dari pasangan Aulia Rachman-Hidayatullah. Dukungan dialihkan ke Rico Waas – Zakiyuddin. Keputusan itu, tambahnya, atas arahan DPP PSI. Meski begitu, Renville enggan merinci alasan penarikan dukungan tersebut.
“Penyerahan B1 KWK atau formulir dukungan juga telah diserahkan ke Rico Waas dan pasangannya Zakiyuddin. Jadi intinya kita tegak lurus dengan keputusan partai,” jelasnya.
Sementara Sekretaris DPD Demokrat Sumut Yudha Johansyah enggan menjelaskan alasan partainya mencabut dukungan kepada Aulia Rachman, dan lebih memilih mengusung Rico Waas – Zakiyuddin.
“Biasalah itu kan dinamika yang terjadi di pilkada terjadi perubahan dan pergeseran di hari hari terakhir, bahkan bisa terjadi di menit menit terakhir. Lazim itu di setiap pilkada. Jadi dukungan dialihkan ke pasangan Rico Waas dan Zakiyuddin,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.
Belakangan PKS juga meninggalkan Aulia Rachman. Partai tersebut lebih memilih mengusung calon sendiri di Pilkada Medan. PKS memasangkan kadernya Hidayatullah dengan Ahmad Yasir Ridho Lubis mantan Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut.
Dengan begitu, harapan Aulia Rachman untuk maju di Pilkada Medan kandas sudah. Tiga partai yang awalnya mengusung namun tiba tiba memilih meninggalkannya.
Sementara itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution sudah resmi terdaftar di KPU untuk melenggang ke Pilgub Sumut disokong koalisi besar KIM plus. Bobby akan berhadapan dengan petahana, Edy Rahmayadi yang disokong koalisi kecil dimotori PDIP.