Jakarta – Kegiatan silaturahmi Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta Ridwan Kamil di Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (8/9) malam, diwarnai keributan.
Sejumlah orang beratribut ormas tiba-tiba datang dan meluapkan ketidaksukaan pada acara Bamus Betawi yang dihadiri Ridwan Kamil itu.
Mereka menilai acara yang mengangkat tema Gerakan Membangun (Gerbang) Betawi itu tidak menghargai masyarakat asli Betawi yang tinggal di sekitar Bamus Betawi.
Politisi Partai NasDem Ahmad Sahroni yang ditunjuk sebagai Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono mengatakan bahwa adanya penolakan terhadap RK di Jakarta merupakan hal yang biasa.
Pasalnya, kata dia, upaya pemenangan untuk pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur itu ditujukan bukan hanya untuk beberapa kelompok saja, melainkan kepada masyarakat secara luas.
“Normal, like and dislike di Jakarta itu biasa,” kata Sahroni usai mengikuti sidang doktor di Universitas Borobudur, Jakarta, Minggu.
Sahroni mengatakan pihaknya tidak bisa memaksakan jika ada kelompok yang menyuarakan penolakan. Namun hal yang perlu dilakukan, menurut dia, adalah memberikan rasa perhatian dari masyarakat untuk calon yang akan dimenangkan.
“Sekali lagi upaya pemenangan itu banyak langkah. Kalau menolak, nggak apa-apa,” kata dia.
Sebelumnya, sejumlah orang meluapkan ketidaksukaan pada acara Bamus Betawi yang dihadiri Ridwan Kamil lantaran dianggap tidak menghargai masyarakat asli Betawi yang tinggal di sekitar Bamus Betawi.
“Saya mendukung acara ini, tapi kenapa masyarakat sekitar tidak dihargai. Kami sudah lama tinggal di sini,” kata salah satu pria yang meluapkan emosinya itu kepada panitia kegiatan tersebut.
Ketua Forum Betawi RempugĀ (FBR) Rawa Bunga Abah Latief menjelaskan peristiwa tersebut hanya masalah kesalahpahaman komunikasi antara panitia acara dengan masyarakat setempat. Ia menegaskan bahwa situasi sudah diselesaikan dengan damai.
“Memang kami mendukung RK (Ridwan Kamil), tapi kami tidak dilibatkan dalam acara ini. Ini hanya kesalahpahaman saja, dan semuanya sudah berdamai,” ujar Abah Latief.
Sementara itu, Ketua Umum Bamus Betawi Muhammad Rifki alias Eki Pitung menjelaskan pihaknya dengan FBR sudah berdialog dan melakukan mediasi.
“Jadi, tadi sebenarnya bukan enggak ada koordinasi. Kita udah anggap keluarga gitu dan melihat situasinya. Akhirnya kita saling membuka persoalan, oh itu ada titik temunya terus kita langsung memaafkan,” katanya
Ridwan Kamil dalam acara silaturahmi itu menegaskan tetap mempertahankan identitas Jakarta, apalagi identitas yang penuh dengan kearifan lokal seperti budaya Betawi.
“Jangan sampai (tujuan menjadikan Jakarta) kota global tercapai, tetapi meninggalkan identitas wilayah yang penuh dengan kearifan lokal, yaitu budaya Betawi,” kata Ridwan Kamil usai menemui perwakilan masyarakat Betawi yang tergabung dalam Badan Musyawarah (Bamus) Betawi di Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Jumat malam (6/9).
Dia menuturkan, kehadirannya di tengah masyarakat Betawi untuk menyerap aspirasi dan belanja masalah. Tujuannya agar visi dan misi pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) fokus pada penyelesaian persoalan masyarakat Jakarta.
RK pun menyatakan akan menemui warga Jakarta yang ada di semua wilayah. “Seluruh wilayah Jakarta. Ke (Jakarta) Utara, Pusat, Selatan, Barat, Timur, Kepulauan Seribu. Untuk belanja masalah, belanja aspirasi,” kata pria yang akrab disapa Bang Emil itu.
Dari belanja masalah dan mendengarkan curahan hati (curhat) masyarakat Jakarta di berbagai wilayah, pihaknya akan menyusun visi dan misi untuk Jakarta lima tahun ke depan.
“Curhat-curhat (dari masyarakat) itu nanti kami bawa ke dalam visi-misi selama lima tahun ke depan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Bang Emil menerima dokumen rekomendasi pelestarian budaya yang diserahkan oleh Ketua Umum Bamus Betawi Muhammad Rifki alias Eki Pitung.
Pasangan RK-Suswono merupakan salah satu dari tiga bakal pasangan calon (paslon) pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta 2024, selain pasangan Pramono Anung-Rano Karno dan paslon independen Dharma Pongrekun-Kun Wardana.