Inggris – Kondisi di Inggris terus memanas. Hal ini disebabkan gelombang unjuk rasa kelompok sayap kanan yang terus menyerang imigran pasca penusukan tiga anak kecil sepekan lalu.
Kepolisian Inggris pada Rabu (7/8/2024) menyebut bersiap menghadapi potensi lebih banyak lagi bentrokan. Pasalnya, kelompok sayap kanan telah merencanakan demonstrasi di lebih dari 30 lokasi yang berkaitan dengan pengungsi asing dan imigran seperti di tempat pencari suaka.
“Kelompok sayap kanan telah merencanakan demonstrasi di lebih dari 30 lokasi, dengan pengacara imigrasi dan gedung-gedung yang menampung pencari suaka ditetapkan sebagai target utama,” menurut unggahan di aplikasi perpesanan Telegram yang bocor ke media Inggris, dimuat AFP.
Pemerintah mengatakan 6.000 polisi spesialis sedang dipersiapkan untuk menangani kondisi kekacauan ini. Sejauh ini, ratusan orang ditangkap dan lebih dari 100 orang didakwa.
“Seorang pria berusia 19 tahun menjadi orang pertama yang dijatuhi hukuman penjara terkait kerusuhan tersebut ketika ia dijatuhi hukuman dua bulan pada hari Selasa,” muat laman PA Media melaporkan.
“Seorang pria lain juga dihukum setelah ia mengaku menyerang seorang polisi di luar sebuah hotel yang menampung para pencari suaka di Rotherham, Inggris utara, pada hari Minggu,” tambahnya.
Bentrokan yang dibumbui kekerasan ini dipicu pembunuhan tiga gadis muda di kelas dansa bertema Taylor Swift di Southport pada Senin lalu. Axel Rudakubana (17) dari Lancashire dituduh melakukan serangan tersebut
Setelah itu, klaim palsu tersebar secara online bahwa tersangka adalah seorang pencari suaka beragama Islam yang tiba di Inggris dengan perahu. Padahal, Axel diketahui merupakan keturunan dari imigran Rwanda Kristen, namun sudah lahir di Inggris.
Akibat klaim palsu ini pengunjuk rasa sayap kanan berkumpul di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri. Mereka menargetkan pencari suaka hingga masjid sebagai bentuk penolakan atas imigran.
Bentrokan sendiri mulai pecah di kota Sunderland, Inggris pada hari Jumat. Kerusuhan kemudian meluas ke kota-kota seperti Hull, Liverpool, Stoke-on-Trent, Nottingham, Bristol, Manchester, dan Blackpool.
Pada hari Minggu, terjadi kerusuhan di wilayah Rotherham, dengan sekitar 700 massa menggeruduk hotel Holiday Inn Express yang menjadi tempat pengungsi yang tiba di Inggris. Beberapa massa bahkan melemparkan potongan kayu, botol dan kursi, serta menyemprotkan alat pemadam kebakaran ke arah petugas dan hotel itu.
Kerusuhan tersebut, yang terburuk di Inggris sejak kerusuhan London 2011, telah menyebabkan sejumlah negara memperingatkan warganya tentang bahaya bepergian di Inggris Raya.
Perdana Menteri (PM) Keir Starmer pada Selasa malam memperingatkan siapa pun yang terlibat akan menghadapi hukuman penuh. Termasuk mereka yang menghasut kekerasan secara daring.
“Itu seharusnya mengirimkan pesan yang sangat kuat kepada siapa pun yang terlibat, baik secara langsung maupun daring,” tambahnya dalam komentar yang disiarkan televisi.