Jakarta – Erupsi Gunung Marapi di Sumbar dan tewasnya pendaki menjadi sorotan dunia. Media-media asing juga memberitakan berita duka yang menimpa korban.
Salah satunya adalah CNN. Dengan judul judul ’11 climbers killed, 12 missing following Indonesian volcano eruption’ (11 pendaki tewas, 12 orang hilang setelah letusan gunung berapi di Indonesia’ dalam artikel disebutkan bahwa Gunung Marapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia.
Begitu juga dengan media ABC News. Mereka memberitakan dua jalur pendakian ditutup dan warga yang tinggal di lereng Marapi disarankan untuk menjauh 3 km dari mulut kawah.
Abu yang berjatuhan menyelimuti beberapa desa dan menghalangi sinar matahari, kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Abdul Muhari. Pihak berwenang membagikan masker dan mendesak warga untuk memakai kacamata untuk melindungi mereka dari abu vulkanik, katanya.
Senada juga dengan CNN dan ABC News, media Guardian, BBC, Aljazeera juga memberitakan kabar ini. Gunung Marapi meletus, tewasnya para pendaki, proses evakuasi, hingga hujan abu diberitakan kepada dunia internasional.
Bagaimana nasib para pendaki yang terjebak di Marapi?
Dikutip dari gibahin.id, Basarnas Agam, Sumatera Barat (Sumbar), menyebut bersama relawan gabungan masih kesulitan mengevakuasi 26 pendaki yang terjebak saat Gunung Marapi erupsi. Hal itu disebabkan karena hingga saat ini erupsi gunung tersebut masih terjadi.
“Untuk jalan sebenarnya masih bisa kami akali. Namun untuk erupsi ini kami masih takut. Karena sampai siang ini erupsi masih terjadi. Kami tak ingin relawan jadi korban juga,” kata Kasi operasional siaga bencana Basarnas Agam, Hendri saat ditemui gibahin.id, Senin (4/12/2023).
Hendri belum bisa memastikan kondisi para pendaki yang masih terjebak di atas. Dia menyebut pihaknya masih terus mengupayakan evakuasi terhadap pendaki tersebut.
Terkait berapa total korban yang sebenarnya berada di atas puncak Gunung Marapi saat erupsi tersebut terjadi, Hendri menyebut temuan terbarunya ada 75 orang korban. Data itu baru diperoleh dari BKSDA Sumbar.
“Memang benar jumlah korban terus berubah-ubah. Namun data terbaru kami terima itu ada 75 orang berada di sana. Sebanyak 26 masih di atas, sisanya sudah dibawa ke bawah,” kata dia.
Para korban menurutnya sebagian juga telah dibawa ke rumah sakit di Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang untuk mendapatkan perawatan intensif. Sebagian lagi sudah dibawa oleh keluarganya masing-masing.
Semoga para pendaki segera ditemukan dan dalam kondisi baik-baik saja.