Jakarta – Seorang wanita Arizona, Amerika Serikat, terkejut setelah mengetahui kondisi langka yang ada di tubuhnya. Wanita bernama Niki Jensen itu ternyata memiliki dua rahim dan dua leher rahim
Wanita 29 tahun itu mengaku dirinya baru mengetahui kondisinya saat menjalani proses persalinan di rumah sakit.
“Dokter berkata ‘kami punya berita besar untuk Anda’. Lalu menjelaskan bahwa saya memiliki dua rahim dan dua leher rahim,” jelas Jensen yang dikutip dari Newsweek, Senin (4/12/2023).
“Dan saya bisa hamil di keduanya, karena saya juga memiliki dua ovarium dan saluran tuba,” sambungnya.
Tim medis juga terkejut saat melihat organ saluran reproduksi ganda yang dimiliki Jensen saat USG. Diketahui, kondisi yang dialami Jensen disebut sebagai uterus didelphys.
Menurut The Cleveland Clinic, uterus didelphys atau rahim didelphys hanya terjadi pada 0,3 persen wanita. Beberapa wanita dengan kondisi ini mungkin memiliki dua saluran vagina juga.
“Saya bahkan belum pernah mendengar kondisi ini sebelumnya. Dokter menjelaskan bahwa rahim saya yang lain mungkin terdorong keluar saat saya mengandung Ariella,” kata Jensen.
Jensen diberitahu bahwa wanita dengan kondisi tersebut biasanya kesulitan untuk hamil, dan kemungkinan keguguran lebih tinggi. Ia mengaku sebelum anak pertamanya lahir, Jensen sempat mengalami keguguran.
Saat hamil Ariella, ia merasa kandungannya normal. Namun, kondisi Ariella saat di dalam kandungan sungsang.
Ketika di dalam perut, Ariella berbaring dengan kaki terlebih dahulu di dalam rahim, bukan dengan posisi kepala lebih dulu seperti biasanya. Kebanyakan bayi biasanya menoleh secara alami, tetapi Ariella tidak melakukannya meskipun ada upaya dari Jensen.
Di minggu ke-39 kehamilan, Jensen harus melahirkan melalui operasi caesar. Dokter menjelaskan kemungkinan besar Ariella sungsang karena tidak memiliki cukup ruang imbas kondisi langka yang diidap ibunya.
“Dokter hanya melihat kondisi ini beberapa kali sepanjang kariernya. Staf medis mengatakan Ariella adalah bayi ajaib dan mereka kagum bahwa saya bisa menjalani masa kehamilan penuh,” kata Jensen.
“Saya pikir ini adalah sebuah berkah, karena sedikit gugup sekarang mengetahui risiko yang terkait dengan kehamilan. Saya pasti ingin memiliki bayi lagi, tetapi berisiko tinggi mengalami keguguran atau bahkan bayi prematur,” tuturnya.
Spesialis kesuburan yang bekerja di klinik IVF di New York, Dr Serin Seckin, mengatakan kondisi uterus didelphys ini terjadi saat rahim memiliki dua rongga yang benar-benar terpisah. Masing-masing rongga memiliki leher rahim sendiri.
“Angka kelahiran hidup dan angka kehamilan sangat mirip dengan rahim tanpa kondisi ini, meskipun angka keguguran sedikit lebih tinggi,” pungkasnya.