Gibahin.id – Pendakwah kondang Habib Husein Ja’far Al Hadar tampaknya sudah hafal betul dengan salah satu kebiasaan warganet saat tahun baru. Yakni menuliskan doa dan harapan seperti “2024 please be nice” dan semacamnya di media sosial.
Baginya, ungkapan semacam ini tidaklah tepat digunakan oleh kaum yang mempercayai Tuhan. Dalam salah satu unggahan pertamanya pada tahun baru 2024, ia kembali mengingatkan hal ini.
Dalam postingan yang dibagikan pada Senin (1/1/2024), ia mengunggah gambar dengan tulisan pendek berlatar hitam. “Gimana Hari Pertama 2024?” tulisnya. Ia lantas menjawabnya di caption, “Tetep gini-gini aja ‘kan?”
Ia lantas mewanti-wanti bahwa harapan selayaknya disampaikan kepada Tuhan, bukan tahun. “Ya ‘kan emang aneh kalau berharap sama Tahun, bukan Tuhan! Berharap diri berubah karena tahun, tanpa kita berubah. 🤣” kata Habib Husein Ja’far.
Dalam unggahan-unggahan sebelumnya, sang habib memang beberapa kali mengingatkan warganet untuk makin mendekatkan diri dengan Sang Maha Pengasih. Ia bahkan memberi contekan untuk resolusi 2024.
“Nih, gue kasih resolusi terbaik buat lu di 2024. Lu dekati aja Tuhan” tuturnya dalam video pendek yang diunggah pada hari terakhir tahun 2012.
Habib Husein Ja’far: Biar Tuhan yang Mengurus
Ia menjelaskan keutamaan meminta kepada Yang Di Atas. “Karena Tuhan itu yang memiliki, yang mengatur, dan memberi segalanya. Kalau lu dekati Tuhan maka semua yang lu inginkan akan diberikan dalam versi yang terbaik. Karena itu biarin Tuhan yang ngurus,” tutur Habib Husein Ja’far dalam videonya.
Dengan nada guyon, ia menutup wejangannya dengan berkata, “Karena 2023 lu yang ngurus, berantakan juga kan?”
Maksiat pada Tahun Baru
Ia juga mewanti-wanti agar umat tak lengah dan membiarkan diri berbuat maksiat pada malam tahun baru. “Malam tahun baru boleh maksiat. Asal […] jangan pakai fasilitas Tuhan,” tuturnya, mengutip pernyataan Ibrahim bin Adham, sufi abad ketujuh.
“Kan semua fasilitas dari Tuhan? Semua nikmat dari Tuhan. Ini juga di buminya Tuhan. Makanya, kata Ibrahim bin Adham, ‘Kalau kamu memahaminya, masih pantaskah memakan rezeki-Nya, sementara kita melanggar larangan-Nya?’,” tuturnya di caption.