Jakarta – Otoritas Lebanon mengatakan serangan Israel menewaskan delapan orang, termasuk seorang anak, di distrik-distrik Lebanon selatan. Hizbullah mengatakan bahwa tujuh orang lainnya yang tewas adalah para petempur kelompok perlawanan di Lebanon tersebut.
Itu adalah salah satu jumlah korban tertinggi dalam satu hari bagi kelompok yang didukung Iran itu sejak mulai saling melancarkan serangan lintas perbatasan dengan Israel. Serangan-serangan itu dilakukan untuk mendukung sekutunya, Hamas setelah serangan kelompok militan Palestina pada 7 Oktober terhadap Israel memicu perang Gaza.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (24/8/2024), Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan “serangan drone musuh Israel” menewaskan dua orang termasuk seorang “anak berusia tujuh tahun” di Aita al-Jabal, dan serangan “Israel” lainnya menewaskan enam orang di empat tempat lain di Lebanon selatan.
Kantor berita pemerintah Lebanon, National News Agency mengatakan sebuah “drone” menargetkan sebuah rumah di Aita al-Jabal dengan “dua rudal berpemandu”.
Hizbullah mengatakan tujuh petempurnya tewas akibat serangan Israel tersebut.
Kelompok itu mengklaim telah melakukan 13 serangan terhadap posisi-posisi Israel sepanjang hari, termasuk beberapa “serangan roket”.
Militer Israel mengatakan antara 90 dan 100 proyektil diidentifikasi melintas dari Lebanon ke Israel utara, beberapa di antaranya berhasil dicegat.
Disebutkan bahwa pesawatnya “melenyapkan anggota-anggota sel teroris yang berencana untuk menembakkan proyektil dari daerah Tayr Harfa”.
Seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah, mengatakan kepada AFP bahwa tiga petempur kelompok itu tewas dalam serangan itu.
Militer Israel mengatakan pesawatnya juga “menyerang dan melenyapkan seorang teroris penting di unit roket dan rudal Hizbullah di Lebanon selatan” di Aita al-Jabal, yang mengidentifikasinya sebagai Mohammad Mahmoud Najem.
Kemudian pada hari Jumat, kelompok itu berduka atas kematian Najem sebagai seorang petempur.
Sebelumnya, pembunuhan seorang komandan tinggi Hizbullah dalam serangan udara Israel di ibu kota Lebanon, Beirut akhir bulan lalu memicu janji pembalasan oleh Hizbullah, dan menimbulkan kekhawatiran akan perang besar-besaran.
Kekerasan lintas batas sejak perang Gaza dimulai telah menewaskan 601 orang di Lebanon, sebagian besar petempur Hizbullah, tetapi juga termasuk sedikitnya 131 warga sipil, menurut penghitungan AFP.
Sementara otoritas Israel telah mengumumkan kematian sedikitnya 23 tentara dan 26 warga sipil sejak eskalasi dimulai, termasuk di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi.